Tuhan tidak tidur, saya yang ketiduran. Kurang lebih, itulah arti judul tulisan ini dalam Bahasa Indonesia. Kalimat ini terinspirasi oleh kejadian saya hari ini.
Tuhan dalam setiap kepercayaan, memberi perintah untuk menegakkan agama-Nya di dunia. Tugas ini mutlak dilaksanakan sebagai washilah hidup di dunia yang semu. Begitu banyak jebakan yang samar dan tak kita sadari.
Kejadian hari ini cukuplah sebagai bukti nyata, betapa Tuhan tidak tidur. Sungguh beliau memperhatikan setiap usaha kita untuk menegakkan ajaran-Nya. Sekalipun niat kita masih tercampur modus dunia, tetap Tuhan memberikan kasih sayang-Nya.
Sore ini setelah lelah bekerja, jadwal ku telah terikat dengan bertemu adik kelas saat kuliah. Membicarakan bab kehidupan yang telah mengganjal pikiran. Begitu ingin hijrah dari kondisi yang saat ini mencekam. Lingkungan yang penuh gemerlap dunia, tak semudah mengedipkan kelopak mata untuk berpindah.
Begitu menginjakkan kaki di rumah dan masuk ke kamar selepas kumpul bersama teman, seluruh daya berfikir terpecah. Sekedar untuk fokus satu masalah, rasanya sudah sulit. Ibarat mesin motor, sudah masuk tahap overheat. Butuh pendinginan, supaya onderdilnya awet.
Maka, berproses bersama seorang guru mutlak diperlukan. Agar beliau yang menjadi pengaman dan penyelamat, disaat kita dilanda kebingungan. Beliau yang akan menjadi penyeimbang, di kala urusan dunia merajalela dan merusak pikiran.
Namun, disini Tuhan menurunkan berkah-Nya. Di saat sesi pemberian materi menulis online bersama ODOP Batch 7, seorang pemateri ternyata memiliki koneksi data dan karya yang luas. Salah satunya, beliau memiliki data manuskrip kitab peninggalan Raden Maulana Makdum Ibrahim, yang dikenal sebagai Sunan Bonang.
Di kala butuh banyak refrensi wawasan dan butuh banyak motivasi agar semangat membaca tumbuh, informasi ini menjadi sebuah hadiah yang istimewa dari Tuhan. Walaupun nantinya manuskrip tersebut harus dipelajari secara perlahan, itu tak jadi masalah. Proses memahami kitab ini justru yang paling krusial.
Di lain sisi, manuskrip itu adalah peninggalan leluhur Nusantara yang harus kita jaga. Sunan Bonang bukan hanya tokoh Islam, namun juga masih keturunan Kerajaan Majapahit dari garis Ibu yang bernama Dewi Condrowati. Walaupun data aslinya saat ini ada Belanda, setidaknya ada salinan yang bisa pelajari dan kita gali makna sejatinya.
Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban
Malang, 28 September 2019
Rahayu 🙏🙏🙏
Waah.. manuskripnya jadiin resensi yaa…hehehe
.
btw, guasik men post eg…👏👏
SukaSuka
Lha pas mumet kok ada yg punya manuskrip.. lumayan lek bs dimintA, buat bahan ngaji… 😂😂
SukaSuka
Doakn aja bs kepegang tangan itu manuskrip . Ngalap berkah mbah sunan bonang 🙏🙏
SukaSuka
Ketiduran siapa bosqueee
SukaSuka
Ketiduran siapa bosqueee? Wkwkw
SukaSuka
Ketiduran siapa boss? Wkwkw
SukaSuka
Saya yg ketiduran kakak 🙇🙇🙇
SukaSuka
Iya, sering banget aq dapet rezeki dari Allah di saat2 tak terduga…Allah memang Maha Baik
SukaSuka
Rajin banget nih mas Syaifudin..oh iya fotonya jangan lupa dikasih caption ya..biar tau itu pas momen apa..sama jangan lupa ngasih sumber kalau fotonya ternyata ambil dari web.. 🙂
SukaSuka
Siap Bu 🙇🙏
SukaSuka
Like😍
SukaSuka
berasa di taplek, Allah emang ga pernah tidur hambanya yang sering ketiduran jadinya lupa humm
SukaSuka
Mohon bimbingannya Bu 🙇🙏 yg muda sperti saya sering kecolongan
SukaSuka
Bukunya mas Syaif
SukaSuka
Buku apa nggih Bu ??
SukaSuka
Belum Bu.. masih blm bisa untuk buat Buku..
Mohon bimbinga njenengan 🙇
SukaSuka
Mantap nihh 👍
SukaSuka
Lewat bimbingan yg lain jg bu 🙇
SukaSuka
Ojo sering sering keturon mas Syaiff, gendut nanti.
SukaSuka
Badan msh segini2 aja bu.. sukit gemuk😂
SukaSuka